
Paser (Humas) – Penguatan Moderasi Beragama merupakan salah satu 7 program prioritas yang dicanangkan oleh Gusmen, Yaqut Cholil Qoumas. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur melalui Bidang Bimbingan Masyarakat Kristen mengadakan kegiatan pada hari Kamis (04/05) di Aula Kantor Kemenag Kab. Paser.
Kegiatan dengan tajuk Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Lembaga Keagamaan Dalam Budaya Yang Bernafaskan Agama Kristen berjalan dengan lancar.
Kepala Bidang Bimas Kristen Dr. Sudirman, M.Pd.K. beserta jajarannya turut serta memeriahkan kegiatan sosialiasi tersebut. Drs. H. Maslekhan, Kepala Kantor Kemenag Kab. Paser tampak mendampingi dan berkesempatan menyampaikan sambutan pembukaan sekaligus memberikan uraian materi moderasi beragama.
“Acara ini menurut saya sangat-sangat penting. Karena ini (red. moderasi beragama) agenda Kementerian Agama secara nasional,”ujar Sudirman kepada seluruh hadirin yang datang.
Setelahnya, H. Maslekhan turut menyampaikan sambutan pembukaan dan memberikan beberapa materi terkait pengarusutamaan moderasi beragama kepada peserta.
“Dengan mengharap keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa, mudah-mudahan kegiatan ini berjalan dengan lancar. Secara resmi kegiatan Sosialiasi Moderasi Beragama bagi pimpinan lembaga-lembaga Kristen secara resmi dibuka,” ujarnya.
Dalam materinya, H. Maslekhan memberikan pemaparan sejarah hadirnya moderasi beragama sampai indikator-indikator yang harus dimiliki oleh seorang ASN yang moderat.
“Moderasi beragama, sudah lama dicetuskan oleh Menteri Agama tahun 2019. Yang saat itu menterinya bapak Lukman Hakim Saifuddin,” ujar beliau mengingat kembali awal dicanangkan moderasi beragama.
“Di masa saat ini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, moderasi beragama dimasukkan pada 7 program prioritas Kementerian Agama,” tambahnya.
“Yang dinamakan moderasi beragama adalah bagaimana sudut pandang pemeluk-pemeluk agama akan menjalankan ajaran agamanya sendiri sehingga mereka akan mampu melihat ajaran agama lain bukan karena kebencian, tapi memang sudut pandangnya berbeda,” ujarnya mulai menyampaikan pemahaman moderasi beragama.
“Selama kita ini berada dari sabang sampai merauke, bhinneka tunggal ika, kita tetap sebangsa dan setanah air, itu yang kita harapkan,” kata H. Maslekhan mengingatkan. (agy)